22 Februari 2022 | Kegiatan Statistik Lainnya
Bicara soal pandemi COVID-19 ini,
sebagian besar masyarakat sudah mulai terbiasa dengan berita tentang virus
membahayakan ini.
Data mencatat hingga 1 Juni 2021,
COVID-19 telah menginfeksi 1,8 juta orang di Indonesia dan menyebabkan kematian
50,7 ribu orang. Dan kita ketahui bahwa lonjakan kasus yang cukup tinggi di sejumlah
daerah sejak pertengahan Juni 2021 lalu.
Sehingga, pemerintah pun menetapkan
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat pada berbagai tempat
dan aktivitas pada tanggal 3 hingga 20 Juli 2021.
Kita ketahui bahwa pada saat itu
aktivitas ekonomi dibatasi sampai pada jam tertentu bergantung pada tingkat
urgensi aktivitas tersebut. Kegiatan belajar dan bekerja untuk sektor non
esensial dilakukan di rumah. Selain itu, dilakukan juga penutupan area publik,
taman umum, tempat wisata, tempat ibadah dan kegiatan tertentu yang dapat
menimbulkan kerumunan.
Akan tetapi, efektivitas pelaksanaan
PPKM darurat ini tentunya sangat bergantung pada perilaku masyarakat. Tanpa
kedisiplinan dalam penerapan protokol kesehatan, penyebaran virus ini akan
sangat sulit dikendalikan. Nah, guna mendukung kebijakan pemerintah dalam
percepatan penanganan pandemi ini, BPS melaksanakan Survei Perilaku Masyarakat
Pada Masa Pandemi COVID-19 pada periode 13 hingga 20 Juli 2021. Dan saat ini
pun kembali dilaksanakan secara online, dan berlangsung mulai tanggal 16 hingga 25 Februari 2022.
Nah, sebelum mengajak masyarakat
untuk kembali berpartisipasi pada survei online ini, pada kesempatan kali ini
kita mau kupas beberapa fakta yang dihasilkan dari survei perilaku masyarakat
pada masa pandemi yang sebelumnya telah berlangsung, yaitu di Bulan Juli 2021
lalu.
Penanya: “Pak, tadi kan dikatakan
bahwa survei ini berlangsung online ya pak? Itu responden mengisi survei secara
mandiri atau tetap ada petugas survei nya atau seperti apa ya pak?”
Baik mbak.. Survei Perilaku
Masyarakat Pada Masa Pandemi ini dilakukan secara online, dan dibutuhkan
partisipasi masyarakat yang secara sukarela mau mengisi survei tersebut secara
mandiri. Jadi tidak ada petugas survei yang kelapangan, hanya saja kita pegawai
BPS dan juga melibatkan tokoh-tokoh penting di masyarakat untuk mengajak
masyarakat mengisi survei online ini secara mandiri. Kuesionernya disusun
dengan mengedepankan kenyamanan responden, dan pertanyaannya dirancang agar
mudah dipahami oleh responden.
Yang terpenting adalah responden
mempunnyai akses internet.
Penanya: :”Artinya memang perlu
disosialisasikan agar masyarakat yang berpartisipasi juga banyak ya pak?
Semakin banyak yang ikut isi survei ini, maka hasil analisis datanya juga
mungkin akan lebih baik, seperti itu ya pak?”
Betul sekali mbak. Karena informasi
yang dihasilkan dalam survei ini merupakan gambaran individu yang secara
sukarela berpartisipasi dalam survei saja dan tidak mewakili kondisi seluruh
masyarakat suatu daerah atau seluruh Indonesia.
Penanya: “Boleh tau pak, daerah mana
saja yang respon masyarakatnya tinggi dalam pengisian survei ini pak”
Sampel didominasi oleh masyarakat
Jawa dan Bali mbak, sebanyak 71,3%. Sisanya di Luar Jawa-Bali termasuk kita Sumatera.
Penanya: “Dari survei perilaku
masyarakat tersebut, bagaimana tingkat kepatuhan masyarakat terhadap protokol
kesehatan? ”
Pada survei Juli 2021 lalu, secara
umum khususnya di wilayah Jawa-Bali, tingkat kepatuhan masyarakat terhadap
protokol kesehatan sudah cukup baik mbak.
Akan tetapi, untuk wilayah Luar
Jawa-Bali, tingkat kepatuhan terhadap prokes masih cukup memprihatinkan, Hal
ini dibuktikan dengan persentase sebanyak 35% persen responden belum mematuhi
mencuci tangan dengan sabun/sanitizer,
Lalu ada sebanyak 44% reponden belum
mematuhi dalam menjaga jarak minimal 2 meter,
Kemudian 31% responden masih belum
menghindari kerumunan.
Fakta Uniknya Mbak, secara umum
tingkat kepatuhan prokes responden yang sudah menjalani vaksinasi itu ternyata
JUSTRU lebih baik dibandingkan dengan mereka yang belum menjalani vaksinasi
Penanya: “Pak, berdasarkan hasil survei
tadi, antara perempuan sama laki-laki, mana yang lebih patuh prokes?”
Wah kalo berdasarkan gender ini, Perempuan
cenderung lebih patuh dibandingkan laki-laki dalam menerapkan protokol kesehatan. Misalnya saja dalam hal mencuci tangan dengan
sabun atau menggunakan handsanitizer, diketahui tingkat kepatuhan kaum Adam itu
di angka 68,1%, sementara kaum Hawa mencapai 80,3%
Penanya: “Nah, jika dilihat dari
statusnya, apakah para single/jomblo , ataukah responden yang sudah menikah
yang cenderung patuh prokes?”
Survei membuktikan ternyata Responden
berstatus menikah cenderung lebih patuh dibandingkan yang berstatus belum/tidak
menikah atau jomblo tadi. Mungkin faktor pertimbangnnya karena tingkat
kepeduliannya juga lebih tinggi agar tidak menimbulkan penyebaran virus ke
keluarga.
Penanya: “Dalam survei tersebut,
apakah juga menangkap sejauh mana perubahan psikologis atau mungkin emosional
responden di masa pandemi ini pak?”
Baik mbak. Jadi pada survei tersebut
juga ada pertanyaan terkait psikologis responden. Beberapa diantaranya yaitu
kondisi emosional dalam seminggu terakhir di rentang survei bulan Juli 2021
lalu, ternyata ada banyak responden yang menjadi sering merasa cemas; memiliki
rasa takut berlebihan dan menjadi mudah marah (itu sekitar 40% responden),
sementara sekitar 60% merasa biasa saja. Responden berusia muda (17-30 tahun)
paling banyak merasa mudah marah, dan juga cenderung lebih merasa takut
berlebihan.
Ada lagi nih mbak. Ternyata 63,5%
responden laki-laki itu lebih banyak yang merasa jenuh bahkan sangat jenuh saat
berdiam di rumah selama seminggu. Sementara perempuan tidak sampai 60 persen
yang merasa jenuh, yaitu di angka 58% saja.
Akan tetapi mbak, ternyata responden
perempuan lebih banyak mengalami kecemasan atau rasa takut di masa PPKM lalu,
yaitu sebanyak 34,1%. Sementara kecemasan responden laki-laki hanya 26,2%
nya saja.
Penanya: “Pak, pertanyaan terakhir
nih pak. Dari survei ini tentunya pemerintah juga perlu mengetahui bantuan apa
saja yang dibutuhkan masyarakat. Nah mungkin bisa kasih informasi pak, hasil
surveinya bantuan apa saja yang menurut responden paling dibutuhkan pada masa
PPKM lalu pak?”
Diantara bantuan sembako, bantuan
obat-obatan dan pelayanan kesehatan, ada juga bantuan uang tunai , hingga
bantuan internet, ternyata mayoritas responden lebih mengharapkan bantuan berupa
sembako.
Hal ini sesuai dengan kebutuhan
keluarga juga, agar tidak perlu melakukan perjalanan keluar rumah di masa PPKM.
Bantuan sembako ini merupakan hal yang paling diharapkan oleh hampir semua
responden.
Penanya: “Tadi sudah dibahas Hasil Survei Perilaku
Masyarakat pada Masa Pandemi COVID-19 di periode Juli 2021 yang lalu. Mungkin
ada pesan yang mau disampaikan lagi pak?”
Baik Mbak. Saat ini kami kembali
mengajak masyarakat usia 17 tahun ke atas, khususnya Masyarakat Musi Rawas dan
sekitarnya untuk berpartisipasi dalam survei perilaku masyarakat dalam masa pandemi,
masih dengan metode yang sama, yaitu secara online. Dan ini berlangsung
singkat, hanya sampai tanggal 25 Februari 2022 saja.
Caranya mudah, cukup buka browsernya,
kunjungi alamat website: survei.bps.go.id/open/spmpmpc19
Bagi yang memerlukan data hasil survei
covid ini juga bisa di akses di website bps, atau cari lewat google dengan kata
kunci yang mudah yaitu survei covid BPS, nanti akan keluar beberapa situs BPS,
pilih saja yang bersumber dari website resmi bps.go.id.
Pemateri:
Nama : Yopisyah Putra, SE
Tempat tanggal lahir : Musi Banyuasin, 7 Maret 1987
Jabatan : Statistisi Mahir BPS
Kabupaten Musi Rawas
Riwayat pekerjaan : 2009-sekarang sebagai Koordinator Statistik di Kecamatan Rupit
Berita Terkait
Talkshow di Radio Darussalam Sempurna dengan tema PIPA2020
Talkshow Radio Darussalam dengan tema Release Data PDRB
Talkshow Radio Darussalam dengan tema Komitmen Pegawai BPS
Talkshow Radio Darussalam dengan tema Sosialisasi Politeknik Statistika STIS
Talkshow Radio Darussalam dengan tema Ada Apa dibalik Angka Kemiskinan
Talkshow Radio Darussalam dengan tema Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS)
Badan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik Kabupaten Musi Rawas Komplek Perkantoran Pemkab Musi Rawas Agropolitan Center
Telp (0733) 7432008
Faks (0733) 7432008
Mailbox : bps1605@bps.go.id